Homeschooling, atau sekedar bermalas-malasan di rumah sambil disebut belajar?


Halo teman-teman, sudah siap untuk belajar di rumah seperti seorang 'homeschooler'? Ya, kita semua tahu betapa 'luar biasanya' pembelajaran di rumah dibandingkan dengan sekolah formal. Oh, tidak ada lagi kelas yang penuh sesak dengan teman-teman yang mengacaukan konsentrasi kita, tidak ada lagi guru yang menyuruh kita untuk mengerjakan PR, dan tidak ada lagi jam belajar yang teratur. Ternyata, belajar di rumah sangat menyenangkan, kan?

Bisa dibayangkan betapa 'menyenangkan'nya harus duduk di depan komputer seharian tanpa interaksi sosial yang sebenarnya. Atau, bagaimana tidak bosan harus belajar dengan hanya dibantu oleh teknologi yang kadang-kadang lebih menjengkelkan daripada membantu? Ah, jangan lupa juga tentang kesepian yang ditimbulkan dari tidak adanya teman sekelas.

Tapi, tentu saja ada keuntungan dari homeschooling juga. Kita dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan kita, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Kita juga dapat memilih materi yang ingin kita pelajari dan tidak terpaksa mengikuti kelas yang tidak kita sukai.

Namun, mari kita ingat bahwa sekolah formal juga memiliki keuntungan yang sama. Kita dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan kita, kita dapat memilih kelas yang kita sukai, dan kita juga dapat memperoleh interaksi sosial yang sehat. Jadi, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang homeschooler, pertimbangkan baik-baik keuntungan dan kerugiannya.

Mungkin homeschooling adalah pilihan yang tepat untuk beberapa orang, tapi jangan lupa bahwa sekolah formal juga merupakan pilihan yang baik. Jangan jadikan homeschooling sebagai alasan untuk bermalas-malasan di rumah sambil menyebut diri kita sebagai 'pelajar'.

Ketika orang mengatakan kepada saya bahwa mereka melakukan homeschooling, saya seringkali mengangguk-angguk dengan hormat seolah-olah saya benar-benar memahami apa yang mereka lakukan. Tapi dalam hati saya, saya pikir, "Sekolah di rumah? Apakah Anda gila? Bagaimana Anda bisa mengajar anak Anda tentang sosialisasi dan cara berinteraksi dengan dunia luar?"

Tapi kemudian saya mengingatkan diri saya bahwa homeschooling sebenarnya memiliki banyak keuntungan. Misalnya, anak-anak yang homeschooling tidak perlu khawatir tentang bullying atau perasaan tidak diterima. Mereka juga tidak perlu khawatir tentang mengikuti tren atau memakai pakaian yang tepat. Dan tentu saja, mereka tidak perlu khawatir tentang mengikuti jadwal yang ketat atau duduk di kelas yang sama sepanjang hari.

Tapi kemudian saya berpikir, "Tunggu sebentar, apakah itu benar-benar keuntungan? Bukankah anak-anak yang homeschooling kehilangan kesempatan untuk belajar tentang sosialisasi dan interaksi dengan dunia luar? Dan bagaimana mereka akan belajar tentang tren dan pakaian yang tepat jika mereka tidak pernah keluar dari rumah?"

Tentu saja, ada juga kekurangan dari sekolah formal. Anak-anak seringkali merasa tertekan untuk mengikuti tren atau memenuhi harapan orang lain. Mereka juga harus mengikuti jadwal yang ketat dan duduk di kelas yang sama sepanjang hari.

Jadi, apakah homeschooling lebih baik daripada sekolah formal? Atau sebaliknya? Saya rasa, pilihan terbaik adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara kedua metode tersebut. Dan yang pasti, tidak ada satu jawaban yang benar untuk semua orang.

Sekolah Formal: Tempat di mana anak-anak belajar untuk menghabiskan 8 jam sehari duduk di kursi, menghadapi guru yang tidak pernah tersenyum, dan belajar hal-hal yang tidak pernah mereka gunakan dalam hidup nyata. Namun, homeschooling: Tempat di mana anak-anak belajar untuk menghabiskan 8 jam sehari tidur di kasur, menghadapi orangtua yang selalu tersenyum, dan belajar hal-hal yang akan digunakan dalam hidup nyata. Pilihannya jelas, bukan?


Anda mungkin menyukai postingan ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar